/jquery.min.js' type='text/javascript'/>

Featured post

Kelirumologi Kurikulum Indonesia

Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM KURIKULUM 2006 atau KURIKULUM 2013? itulah pengantar pertanyaan yang saya baca dalam tulisnnya mengen...

blog Culture Kebijakan Kebijakan Pendidikan Rekayasa Komputer Rekayasa Otomotif Tahukah Anda Technologi News Uji Kompetensi

TECH$type=three$author=hide$comment=hide$readmore=hide

Name

Header$type=menu

Google Adense II

slider

  

Artikel Terbaru

YEAR POPULAR

Monday 28 December 2015

Kelirumologi Kurikulum Indonesia

Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM KURIKULUM 2006 atau KURIKULUM 2013? itulah pengantar pertanyaan yang saya baca dalam tulisnnya mengenail Kelirumologi Kurikulum Indonesia, Beberapa kekeliruan yang mendasar : Pertama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara harafiah berarti kurikulum tingkat sekolah sehingga sejalan dengan arti harafiahnya, kurikulum setiap sekolah akan berbeda sesuai dengan Visi dan Misi sekolah masing-masing.
Hal ini sudah lama dipraktekkan di Perguruan Tinggi dan di sekolah-sekolah internasional di Indonesia. Sama-sama belajar iptek dan terakreditasi A, tapi kurikulum ITB akan berbeda dengan kurikulum ITS sehingga masyarakat mempunyai alternatif pilihan untuk masa depan putra putrinya. Sama-sama sekolah internasional yang terakreditasi secara internasional, tetapi segera nampak bedanya antara Binus International School di Simpruk, Jakarta (yang menggunakan Kurikulum IB), dan Gandhi Memorial School di Kemayoran, Jakarta, (yang menggunakan Kurikulum Cambridge), bukan saja karena kurikulum masing-masing sekolah itu berbeda, tetapi yang lebih dapat ditonjolkan adalah sekolah-sekolah tersebut dapat menentukan ciri khasnya sendiri berdasar model kurikulum yang dipilihnya, sehingga Visi dan Misi dapat dirumuskan sesuai kondisi sekolahnya. Dalam perbedaan itu, selalu ada sesuatu hal yang sama sehingga dengan cepat kita dapat menyatakan bahwa suatu institusi termasuk dalam institut teknologi atau bukan, atau suatu lembaga dapat disebut SMA atau bukan. Sudah tentu tidak dilihat dari papan namanya, tapi dari benang merah persamaan dasariahnya. 
Kemampuan dasar tentang apa yang minimal harus dikuasai seorang siswa atau mahasiswa itu sama (dengan kata lain, Standar Pelayanan Minimalnya sama (SPM-nya sama), tetapi masing-masing sekolah atau perguruan tinggi mencari keunggulan lokalnya sendiri, yang akan menjadi ciri khasnya (brand image). SPM dalam bidang engineering di ITB dan ITS itu sama, tetapi masing-masing perguruan tinggi akan menonjolkan keunggulan lokalnya masing- masing. SPM Binus International School dan Gandhi Memorial School sama, yaitu penguasaan dasar-dasar pengetahuan (foundation) atau pemahaman ilmu-ilmu dasar, sebagai bekal agar siswa dapat mengikuti kuliah dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akademik di perguruan tinggi, namun masing-masing sekolah akan unjuk keunggulan lokalnya yang menjadi ciri khas dan jati diri sekolahnya. Dengan kata lain, yang “dijual” oleh perguruan tinggi dan sekolah adalah kurikulum yang diusung dengan keunggulan lokal pada model evaluasinya (yang menentukan kualitas lulusannya), serta SDM yang mengampu kurikulum itu. Hal inilah yang membentuk budaya ilmiah di perguruan tinggi atau budaya pembelajar di sekolah. Budaya pembelajar sekolah Taman Siswa : ing ngarso sung tulodo (emong), ing madya mbangun karsa (among), tut wuri handayani (pamong), (di depan memberi teladan (tuntun), di tengah menyemangati (bimbing), dan memberi dorongan dari belakang (dukung), akan sangat berbeda dengan budaya pembelajar SMA Seminari St 
sumber : http://www.slideshare.net/flatburger/kelirumologi-kurikulum-indonesia

Thursday 24 December 2015

POS dan Pelaksanaan UN Tapel 2015/2016

Bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTS atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat,  POS UN ini mengatur penyelenggaraan dan teknis pelaksanaan Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Agama Katolik/Sekolah
Menengah Teologi Kristen, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas Terbuka (SMAT), Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), serta Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kesimpulan dari POS UN Tahun Pelajaran 2015/2016 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat, adalah :
  1. Ujian Nasional Berbasis Kertas (Paper Based Test, PBT) yang selanjutnya disebut UN adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan naskah soal dan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) berbasis kertas.
  2.  Ujian Nasional Berbasis Komputer (Computer Based Test) yang selanjutnya disebut UNBK adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan sistem komputer
  3. Tim Teknis UNBK Kabupaten/Kota memasukkan data calon sekolah/madrasah calon pelaksana UNBK ke web UNBK, dan menyampaikan username dan password ke masing-masing sekolah/madrasah
  4. Pengumpulan Calon Peserta UN Paling Lambat 31 Desember 2015
  5. Distribusi DNT Paling Lambat h31 Januari 2016
  6. Ujian praktik kejuruan SMK/MAK dilaksanakan oleh satuan pendidikan bekerjasama          dengan dunia industri dan/atau asosiasi profesi paling lambat satu bulan sebelum pelaksanaan UN.
  7. Penggandaan dan pendistribusian bahan ujian teori kejuruan SMK/MAK dilaksanakan oleh  Dinas Pendidikan Provinsi. 
  8. Distribusi Kartu Peserta UN 07 Februari 2016
  9. Pelaksanaan UKK/UPK SMK Paling Lambat 04 Mei 2016
  10. Pelaksanaan UN 4 - 7 April 2016
  11. Pengumuman UN 07 Mei 2016
  12. Kelulusan UN Di tentukan mutlak oleh sekolah
  13. Nilai minimal lulus mapel un 5,50

Monday 17 August 2015

Makna Proklamasi

Asal kata Proklamasi adalah dari kata “proclamatio” (bhs. Yunani) yang artinya pengumuman kepada seluruhrakyat. Pengumunan tersebut terutama pada hal-hal yangberhubungan dengan ketatanegaraan.Proklamasi Kemerdekaan merupakan pengumumankepada seluruh rakyat akan adanya kemerdekaan.Pengumuman akan adanya kemerdekaan tersebutsebenarnya tidak hanya ditujukan kepada rakyat darinegara yang bersangkutan namun juga kepada rakyatyang ada di seluruh dunia dan kepada semua bangsa yangada di muka bumi ini.
Dengan Proklamasi, telah diserukan kepada wargadunia akan adanya sebuah negara baru yang terbebas daripenjajahan negara lain.Dengan Proklamasi, telah lahir sebuah negara baru yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara lain yang telah ada sebelumnya. Proklamasi menjadi tonggak awal munculnya negara baru dengan tatanan kenegaraannya yang harus dihormati oleh negaranegara lain di dunia. Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa juga dapat merupakan puncak revolusi, tonggak sejarah perjuangan bangsa tersebut yang telah lama dilakukan untuk dapat terbebas dari belenggu penjajah. Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa yang belum merdeka merupakan sesuatu yang sangat diidamidamkan untuk terlaksananya, dikarenakan dengan Proklamasi Kemerdekaan, bangsa yang bersangkutan dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Dengan Proklamasi Kemerdekaan, bangsa yang bersangkutan dapat meningkatkan taraf kehidupan bangsanya. Dengan Proklamasi Kemerdekaan bangsa yang bersangkutan dapat meningkatkan taraf kecerdasan bangsanya serta dapat mengejar segala ketertinggalan yang dialami oleh bangsanya dengan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Oleh karenanya Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya, sehingga untuk meraihnya, suatu bangsa harus berjuang mati-matian penuh pengorbanan.

Pada umumnya kemerdekaan bagi suatu bangsa dimaksudkan untuk:
  1. Melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa lain;
  2. Dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang telah merdeka dalam pergaulan antar bangsa di dunia internasional;
  3. Cencapai tujuan nasional bangsa.
Untuk memenuhi maksud dikumandangkannya kemerdekaan, maka setelah Proklamasi Kemerdekaan bangsa yang bersangkutan haruslah mempertahankannya dengan segala upaya dan dengan perjuangan yang gigih untuk mengisi kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, dengan tujuan untuk mencapai tujuan nasional bangsa sebagai cita-cita bangsa yang bersangkutan yang telah lama diperjuangkan. Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia yang telah lama dilakukan agar dapat terbebas dari belengggu penjajah Belanda. Bangsa Indonesia sudah lama berjuang untuk meraih kemerdekaan dengan penuh pengorbanan jiwa dan raga serta harta benda. Meskipun sebelumnya perjuangan bangsa Indonesia ini masih bersifat kedaerahan, namun sejak berdirinya pergerakan bangsa “Boedi Oetomo” pada tahun 1908 telah menunjukkan tekad kuat perjuangan bangsa Indonesia untuk dapat meraih kemerdekaan dan berdirinya sebuah negara yang berdaulat. Oleh karenanya Proklamasi Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat mendalam.

Thursday 13 August 2015

Apakah yang dimaksud kreatifitas itu ...?

Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif.yg memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreatifitas.
A.    Pengertian Kreatifitas
  1. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)
  2. Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982)
  3. Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
  4. Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
  5. Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen (disebut juga berfikir kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir Divergen : bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah. Berfikir Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. Dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen. Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi

B.    Kreativitas sebagai Produk
  1. Kretaivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965)
  2. Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri.
  3. Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983). Beliau mengingatkan pentingnya bagian Desain dan Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian yang vital dari suatu industri.

C.    Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
  1. Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
  2. Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai. Dengan perkataan lain:
  3. “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983)

Monday 20 July 2015

Contoh Surat Lamaran Dosen

Dr. Faiz Mawardi, Chair
Department of Foreign Languages and Literatures
University of Gadjah Mada
490 Boulevard Gadjah Mada University
yogyakarta

October 5, 2011


Dear Dr. Faiz Mawardi,
Please accept my application for the position of Assistant Professor of Arabic, listed in the October MLA Job Information List. At present I am teaching Arabic full time at Happy College. I have a strong commitment to teaching as well as several years of experience teaching Arabic. My student-centered, communicative approach to language teaching has involved the use of a variety of instructional technologies, including interactive CD-ROMs, listservs, and the World Wide Web. I also have experience in webpage design. The upper-level seminar on Middle Eastern women writers that I am currently teaching reflects my broad background in Arabic language, culture and civilization.
I would welcome the opportunity to join the Foreign Languages Department at the University of Midwest--Regional, and to develop and direct a study-abroad program. My own positive and enriching experiences studying in Saudia Arabia have convinced me of the immense value of such immersion experiences for becoming proficient in a language and for deepening knowledge about another culture.
I will defend my dissertation, “Exciting Project on Arabic Studies,” at Michigan Technological University in May 2001. My research focuses on challenges offered by Maghrebin women writers to the outrageous hairstyles of the 1890s. I am especially interested in exploring links between historical hairstyles and contemporary cultural studies. My secondary specialization in twentieth-century Arabic literature and culture is reflected not only in my research, but also in my coursework and conference presentations.
Enclosed please find a copy of my curriculum vitae. Transcripts and letters of recommendation are being sent under separate cover. My contact information is listed on my c.v.; from December 23-26 I may be reached at: (024) 505-7878. I plan to attend the MLA convention in San Diego, and would welcome the opportunity to speak with you there.
Please feel free to contact me if you have any questions regarding my application. I look forward to hearing from you.


Sincerely,
Muhammad Amri