بسـم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الد نيا والدين
اللهـم صل وسلم
على سيدنا محـمد و على اله وصحبه ومن تبعهم باحسنهم الى يوم الدين و لا حول و لا قوة إلا بالله العلي العظيم
Falsafat
shalat adalah sebuah usaha menggali makna yang mendalam yang terkandung dalam
ibadah shalat sehingga kita dalam menjalankan shalat menjadi lebih berarti,
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan dalam kehidupan sehari-hari.
Shalat khusyuk
adalah sebuah keharusan karena tanpa kekhusyukan shalat tak ubahnya sebuah
olahraga. Gerakan shalat bukan hanya gerakan lahiriyah akan tetapi juga gerakan
batiniyah. Gerakan lahir dan batin ini mempunyai makna yang dalam bila mau
menggalinya. Mempunyai pengaruh yang sangat besar pada jiwa (ketenangan ) dan
raga (kesehatan) seseorang dan mempunyai nilai yang tinggi dalam
kehidupan. Hingga tak tertandingi oleh bentuk gerak kreasi manusia.
Bila mau
merenungkan bacaan-bacaan dan gerakan yang tersusun rapi dalam pelaksanaan
shalat, mulai takbir hingga salam terasa ada sebuah kronologis yang indah nan
penuh makna, yang penulis uraikan dalam tulisan berikut ini.
Dengan memohon
pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, penulis mencoba menggali makna-makna
dalam bacaan dan gerakan shalat. Dan memohon ampunan-Nya akan kiranya tak
pantas bagi penulis melakukan yang hal yang demikian, mengingat kefaqiran bagi
penulis tentang pengetahuan agama.
Semoga hal yang
sedikit ini bermanfaat bagi penulis, dan handai tolan yang menyempatkan mampir
di blog yang sederhana ini. Pesan dan kritikan yang bermanfaat sangat penulis
harapkan.
A.
Niat
Niat adalah qosdul fi’li
(maksud dalam berbuat), melafatkannya tidak wajib tetapi sangat berarti dalam
menuntun jiwa. Untuk shalat fardlu sedikitnya dengan Usolli fardod dhuhri
(aku shalat fardu dhuhur)
B.
Takbiratul Ihrom اَلله أَكْبَرُ
Takbirotul Ihram adalah
awal dari rukun shalat, yaitu dengan berdiri menghadap kiblat(rukun shalat), telapak kaki sejajar
lurus ke arah kiblat, direnggangkan sekilan (25 cm), , tangan diangkat setinggi
pundak, jemari setinggi telinga, telapak tangan menghadap ke depan (hukumnya
sunnah), kemudian mengucapkan lafal اَلله أَكْبَرُ (Allohu Akbar) termasuk rukun
shalat disertai niat mengerjakan shalat yang dimaksud.
Ma’mum yang melakukan
takbiratul ihram dengan segera setelah imam disebut muwaffak, sedang setelah
itu disebut masbuq
1. Makna
takbirotul ihrom :
a.
Mengagungkan asma Allah dengan menyebut nama-Nya;
b.
Menyapa Allah sebagai awal berhubungan (kontak / conek)
dengan Allah;
c.
Berserah diri kepada Allah dengan mengangkat kedua
tangan;
d.
Hormat kepada Allah dengan mengangkat kedua tangan;
e.
Hanya Allah yang tahu maknanya, kita taat saja akan
perintahnya.
2. Mengucapkan bacaan takbir dilakukan setelah tangan
terangkat di sisi telinga, sebagaimana pendapat Imam Ghozali.
3. Lafat (bacaan takbir) adalahاَلله أَكْبَرُ ( Allohu Akbar) lo nya
seperti mengucapkan kata gulo bukan Awohu akbar atau Owohu Akbar, untuk
kebenarannya sebaiknya digurukan. Kerasnya dalam membaca takbir untuk shalat
sendirian atau menjadi makmum adalah pelannya masih bisa didengar telingannya
sendiri dan kerasnya tidak mengganggu makmum yang lain, dan tidak cukup hanya
dibaca dalam hati atau sekedar gerak bibir belaka. Demikian juga dalam
mengucapkan bacaan dalam shalat yang lain.
4. Setelah mengangkat tangan kemudian meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri di dada dan jemari kanan memegang pergelangan tangan kiri,
hingga jika dipandang dari depan membentuk segitiga. Dan pandangan mata ke arah
tempat sujud. Konsentrasi tertuju ke hadirat Allah dengan mengharapkan
ridlo-Nya
5. Saat takbir, sadarkan diri bahwa kita sebagai
seorang hamba sedang ada di hadapan Allah, hilangkan bayangan sajadah, bayangan
imam, bayangan makmum, bayangan suasana dan bayangan diri kita.
6. Takbirotul Ihrom artinya suatu takbir yang menjadi
haram melakukan perbuatan diluar skenario shalat, diantaranya :
a.
mengerjakan
pekerjaan apa saja (semisal: makan minum, tertawa, bermain, bergurau, memukul),
mengucapkan lafal apa saja kecuali yang diperintahkan atau diperkenankan
(bertasbih/berdoa).
b.
gerakan berulang
tiga kali dapat membatalkan shalat, kecuali sesuatu diluar kemampuan tanpa
disengaja, misalnya batuk, bersin dan menguap (sebaiknya ditutup tangan) atau
gerakan kecil seperti menggerakkan satu jari walaupun berulang-ulang.
c.
berhubungan
dengan selain Allah, misalnya menjawab orang, menghalau kucing (walaupun dengan
mengeraskan bacaan shalat).
C.
Iftitah
Setelah melakukan
takbirotul ihrom selanjutnya membaca iftitah (hukumnya sunnah), dibaca dengan
pelan baik imam maupun ma’mum. Iftitah artinya pendahuluan, bacaannya sebagai
berikut :
1. Allohu akbaru kabiro, الله أكبر كبيرا
Allah Maha Besar lagi sangat Maha Besar
2. Wal hamdu lillahi katsiro, والحمد لله كثيرا
dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak
3. Wasubhanallohi bukrotaw wa
ashila. و سبحان الله بكرة وعصيلا
Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore
4. Inni wajjahtu wajhiya, إني وجّهـت وجهي
sungguh kuhadapkan wajahku
5. Lilladzi fathoros samawati wal ardlo للذى فطـر السموات والأرضَ
kepada Dzat yang mencipta langit-langit lan bumi
6. Hanifam muslimaw -
حنيفًا مسـلمًا
dengan codong dalam berserah diri
7. wa ma ana minal musyrikin وما أنا من المشركين
dan tidaklah saya termasuk orang yang syirik
Bacaan ini berfungsi
menguatkan arti takbir dan mengingatkan atau menyadarkan bahwa musholli (orang
yang sedang shalat) sedang berhadapan dengan Dzat Yang Maha Agung yaitu Allah
swt,
8. inna- sholati ma
nusuki - إنّ صَلاَتِى وَ نُسُكِى
sungguh shalatku dan ibadahku
9. wa mahyaya wa
ma-mati -
وَ مَحْيَايَ وَ مَمَاتِى
hidupku dan matiku
10. lilla-hi robbil
alamiin
- لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
hanyalah karena Allah Tuhan alam semesta
11. la- syarika lahu - لَاشَرِيْكَ لَهُ
tiada sekutu bagi-Nya
12. wa bidza-lika
umirtu - وَ بِذَلِكَ أُمِرْتُ
dan dengan demikian aku diperintah
13. wa ana minal
muslimi-n -
و أَنَاْ مِنَ اْلمُسْـلِمِيْن
dan (semoga) saya termasuk orang orang
yang berserah diri.
Ketika kita telah mengucapkan
janji kita kepada Allah dengan membaca bacaan iftitah (shalatku, ibadahku,
hidupku dan mati ku hanya karena Allah), maka semua aktifitas dalam sehari
telah bernilai ibadah. Dan menyalahi ucapan itu berarti kita melakukan maksiat.
Dapat juga dilanjutkan
dengan bacaan iftitah berikutnya, bila sholat sendirian atau berjamaah yang
makmum kiranya tidak keberatan:
1.
Allohumma antal maliku - اللهم أنت الملك
(
Ya Alloh Engkau adalah Maha Raja)
2.
La ilaha illa anta لا إله إلا أنت
(Tiada tuhan selain Engkau)
3.
Anta robbi wa ana abduka أنت ربى و أنا عبدك
(Engkau
Tuhanku dan aku hamba-MU),
4.
Dzolamtu nafsi ظلمت نفسى
(aku telah menganiaya diriku)
5.
wa’taroftu bidzambi وَاعترفت بذنبى
(dan
aku mengakui akan dosaku),
6.
Faghfirli dzunubi jami’a فَاغْفِرْلِى ذَنْبِى جَمِيْعًا
(maka ampunilah semua dosaku),
7.
La yaghfiru dzunuba illa anta. لا يغفر الذنوب إلا أنت
(Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa
kecuali Engkau).
8.
Wahdini liahsanil akhlaqi, وَ اهدنى لأحسن الأخلاق
(Tunjukkanlah
aku untuk memperbaiki budipekerti),
9.
la yahdi liahsaniha illa anta لا يهدى لأحسنها إلا أنت
( tiada
yang dapat memberi petunjuk untuk memperbaikinya kecuali Engkau)
10.
washrif ‘anni sayyi’ataha واصرف عنى سيئتها
(Dan
jauhkanlah dariku keburukannya),
11.
la yashrifu sayyi’ataha illa anta لا يصرف سيئتها إلا أنت
(sebab tiada yang menjauhkan keburukannya
kecuali Engkau)
12.
labbayk wa sa’dayk لبيك و سعديك
( ku penuhi panggilan-Mu dan ku penuhi
panggilan-Mu)
13.
wal khoyru kulluhu fi yadayk وَ الخير كله فى يديك
dan kebaikan semuanya di dalam kedua
tangan-Mu
14.
wasy syarru laysa ilayk و الشر ليس إليك
dan semua kejelekan bukan dialamatkan
kepada-Mu
15.
ana bika wa ilayk أنا بك و إليك
aku dengan-Mu dan kembali kepada-Mu
16.
tabarokta wa ta’aylat
تباركت و تعاليت
Maha berkah Engkau dan Maha Mulya Engkau
17.
astaghfiruka wa atubu ilayk إليك ب أستغفرك و أتو
Aku mohon ampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu
Dan dapat dilanjutkan dengan bacaan sebagai
berikut :
1. Allohumma ba’id bayni-
wa bayna khothoya-ya اللهم بائد بينى و بين خطياى
Ya Alloha jauhkanlah antaraku dengan
kesalahanku
2. Kama- ba’adta baynal
masyriqi wal maghribi كما باعدْت بين المشرق و المغرب
sebagaimana Kau jauhkan antara timur dan
barat
3. wa naqqini min
khothoyaya اللهمّ نقنى من خطاياي
dan bersihkanlah aku dari kesalahan
4. kama yunaqqots
tsawbul abyadu minaddanas كما ينقى الثوْب الأبْيضُ من الدّنس
sebagaimana dibersihkan kain putih dari
kotoran
5. waghsilni min
khothoyaya اللهمّ اغسـلنى من خطاياي
dan basuhlah kesalahanku
6. bits-tsalji wal ma’i
wal barod بالثّـلج والماء والبرد
dengan salju, air dan air dingin
Bacaan iftitah hanya disunnahkan
pada rokaat pertama saja, untuk roka’at selanjutnya tidak diperlukan lagi.
Ketiga bacaan iftitah di
atas boleh dibaca semuanya, baik sendiri maupun berjamaah, asal makmun tidak
keberatan. Bila memberatkan membaca yang pertama saja lebih utama. Sebagaimana
keterangan yang terdapat dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi
A. Al-Fatihah
Sebelum membaca surat
Al-Fatihah pada roka’at pertama disunnahkan membaca ta’awud sebagai berikut :
A’udzubillahi
minasy-syaithonir-rojiim الرجيم أعوذ بالله من الشيطان
Aku berlindung dengan Allah dari setan yang
terkutuk
Ini menunjukkan betapa
besarnya makna membaca surat Al-Fatihah, yang mana termasuk rukun dari shalat.
Dan dalam membaca surat Al-Fatihah ini merupakan target setan dalam merusak kekhusyukan
dialog antara hamba dengan Tuhannya. Untuk itu musholli diharapkan waspada
terhadap godaan tersebut dan memohon
perlindungan kepada Allah darinya.
Membaca surat Al-Fatihah
bukan perkara yang mudah, demi menjaga kebenaran bacaan (keautentikan) maka
sudah selayaknya musholli terlebih dahulu mentashihkan (mohon meneliti)
kebenaran bacaannya kepada seorang guru Al-Qur’an yang ahli. Ini hukumnya
wajib.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ ﴿١﴾
Bismillahir rohmanir
rohiim
Dengan menyebut asma Allah
yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan membaca basmalah
ini dengan harapan dalam kehidupan seharian ini selalu dalam naungan sifat
kasih dan sayang-Nya, dan mengaku keterlibatan Allah dalam setiap aktifitasnya.
Dengan demikian aktifitas yang kita lakukan akan menjadi mudah dan selalu dalam
ridlo-Nya.
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٢﴾
Alhamdulillahi robbil
alamin
Segala puji milik Allah,
Tuhan alam semesta
Sebagai hamba sepatutnya
senantiasa menghaturkan puji syukur kepada Allah Tuhan kita, Tuhan Alam
semesta. Dan minimal wajib disampaikan dalam shalat fardlu.
الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ ﴿٣﴾
Arrohmanirrohim
Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang
Tuhan yang telah memberi
kasih sayang , yang tak dapat kita hitung akan nilai dan jumlahnya.
Yang Maha Pengasih mengandung makna bahwa Allah mencukupi kebutuhan hidup kepada semua
makhluknya, baik manusia, jin, malaikat, hewan, tumbuhan dan lainnya, mukmin
maupun kafir, yang toat maupun yang bangkang.
Yang Maha Penyayang mengandung makna bahwa Allah hanya menyayangi hamba-Nya yang thaat
kepada-Nya, yang tanggungjawab terhadap perbuatannya. Dengan limpahan rahmad,
taufiq, inayah-Nya, yang menjadikan ketenangan dan tentram hidup di dunia dan
memasukkan ke dalam surga dengan ridho-Nya
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٤﴾
Maliki yaumid
din
yang menguasai / merajai
hari pembalasan
Allah akan membalas amal
manusia, sebagai tanggung jawab terhadap semua apa yang telah diberikan Allah.
Semakin banyak pemberian-Nya, semakin berat pula tanggungjawabnya. Orang yang
kaya, banyak yang harus dipertanggungjawabkan / dihisab dihadapan Tuhan dan
akan lama masuk surganya. Sebaliknya orang miskin: miskin harta, miskin anggota
keluarga, miskin anggota badan, miskin kesempatan hidup akan ringan hisabnya
dan cepat masuk surganya. Itu kalau bisa mempertanggungjawabkan atau kata lain
kalau diterima alasannya. Kalau tidak di terima, dosanya lebih banyak dari amal
kebaikannya dan tidak mendapat ampunan dan tidak mendapat syafaat, maka ya
masuk neraka. Na’udzubillah
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾
Iyyaka nakbudu wa iyyaka
nastain
Hanya kepada-Mu kami
mengabdi dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan.
Dengan dasar ayat ini,
segala aktifitas hidup harus ditujukan / diniatkan sebagai pengabdian kepada
Allah, lepas dari yang demikian adalah bentuk kemaksiatan kepada-Nya. Sulitnya
dalam hal ini kita senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya. Dan meminta
pertolongan kepada makhluk pada hakikinya juga minta pertolongan kepada-Nya.
Jika sebuah permintaan pada makhluk terputus/ tidak berujung pada Allah dalam
hakikatnya maka adalah bentuk kesyirikan.
اهدِنَـــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ ﴿٦﴾
Ihdinash-shirothol
mustaqim
tunjukkanlah kami jalan
yang lurus
Sedemikian berat tugas
manusia sebagai hamba Allah dan sebagai kholifah dibumi, untuk itu manusia
membutuhkan bimbingan, petunjuk sang Pencipta secara terus-menerus, sehingga
senantiasa dapat berpijak di jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ
Shirothol ladzi-na
an’amta alayhim
Yaitu jalan orang-orang
yang telah Engkau beri kenikmatan,
Orang-orang yang mendapat
kenikmatan yaitu Para Rosul, para Nabi, orang-orang yang berjuang di jalan
Allah (syuhada’), dan orang-orang yang sholeh (baik) mereka itulah orang-orang
yang dimulyakan Allah, orang-orang yang menjadi teladan umat dan mereka
orang-orang yang mendapat ridlo-Nya. Matinya tidak mati (hidup di alam lain),
jasadnya tidak busuk sebab di mulyakan Allah. Ini menjadi sebuah kenyataan
dengan seringnya ditemukan jasad yang masih utuh walaupun telah terkubur
puluhan bahkan ratusan tahun yaitu jalan yang telah digariskan oleh Allah swt
tidak lain adalah agama Islam yang diikuti secara kaffah.
غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ
ghoiril maghdlu-bi
‘alayhim
Bukan jalannya
orang-orang yang Engkau murkai
Orang-orang yang mendapat
murka Allah adalah orang-orang yang disayang Allah, diberi limpahan nikmat yang
banyak tetapi tidak mau menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
malah menantang Allah Tuhan alam semesta. Dalam hal ini khususnya adalah bangsa
Yahudi yang kafir. Mereka berusaha menanamkan pengaruhnya agar bangsa di dunia
jauh dari Allah jauh dari syariah (agama) dan jauh dari kebenaran, khususnya
melalui seni, budaya, hiburan, olahraga, ekonomi, ideologi dan politik. Yang
demikian merupakan sebuah ujian/cobaan untuk terlepas dari pengaruhnya, kita
bermohon pertolongan kepada Allah secara terus-menerus. Dan bukan sebaliknya
terseret pada pengaruh Yahudi tanpa mau menyadarinya.
وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
wa ladl-dlo---lli-n.
dan tidak jalannya
orang-orang yang tersesat.
Yang dimaksud di sini
adalah orang-orang yang tidak mengerti keberadaan Allah dengan sifat-sifat-Nya
yang Agung, suci dan mulya, khususnya adalah orang Kristen. Mereka telah
menghina Allah dengan meyakini Tuhan itu tiga. menganggap Yesus sebagai penjilmaan
Allah di dunia.
Aamiiin
Kabulkanlah permohonanku
Ya Allah
Kalau menghendaki
petunjuk Sang Pencipta Allah swt, sesungguhnya Allah telah menurunkan
Firman-Nya berupa Al-Qur’an yang disunnahkan dibaca setelah membaca surat
Al-Fatihah sebagai bentuk nyata jawaban Allah bagi hamba-Nya yang memohon
petunjuk-Nya. Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengerti maknanya, maka
akan memahami petunjuk-petunjuk Allah, mana perintah Allah dan mana
larangan-Nya. Ketika Al-Qur’an dibaca di dalam shalat atau mendengar
bacaan imam, maka akan diperoleh besar-besarnya pahala . Karena ketika dibaca
diluar shalat hanya diperoleh separonya dan ketika dibaca tanpa wudlu hanya
diperoleh seperempatnya dan ketika dibaca dalam keadaan junub yang dipeoleh
adalah dosa (hukumnya haram).
Supaya umat mendapat
berkahnya Al-Qur’an sepatutnya dalam menyelenggarakan shalat berjamaah, imam
yang bijaksana, selesai membaca Al-Fatihah, memberi kesempatan kepada makmum
untuk membaca Al-Fatihah, kiranya makmum selesai membaca Al-Fatihah imam
melanjutkan membaca surat atau ayat dari Al-Qur’an, untuk diresapi
pesan-pesannya baik oleh imam maupun makmum. Hal yang demikian tidak akan
tercapai bila imam sibuk membaca Surat / Ayat Al-Qur’an dan makmum sibuk
membaca Surat Al-Fatihah. Ketika imam membaca surat, sebaiknya membaca dengan
tartil, fasih berlahan dan indah (tidak membosankan)
B.
Ruku’
Setelah kita mendapat
pesan-pesan Allah dalam AL-Qur’an maka sebagai simbul ketunduk, kita lanjutkan
ruku’ dengan membaca takbir intiqol( Allahu Akbar) untuk memperbarui kesadaran
kita bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah yang Maha Besar seraya membaca
tasbih menyucikan Asma Allah :
Subhana robbiyal Adhimi
wabihamdih سبحان ربي العظيم و بحمده
Maha suci Tuhan-ku yang
agung dan dengan demikian kami memuji-Nya
Disertai dengan hati
hudur (kehadiran hati), tunduk dan tumakninah (berhenti sebentar minimal cukup
waktu untuk sekali bertasbih/ tidak ada kesan tergesa-gesa) sebagai ungkapan
kesiapan kita untuk mematuhi pesan-pesan-Nya yang terkandung dalam firman-Nya.
C.
I’tidal
Kemudian i’tidal berdiri
tegap sambil mengangkat tangan sebagaimana ketika takbirotul Ihrom, dengan
menghaturkan :
Sami’allahu liman hamidah. سمع الله لمن حمده
Semoga Allah mendengar
(memperhatikan) bagi orang yang memuji-Nya
ربنا لك الحمد ملئ السموات و ملئ الأرض و ملئ ما شئت من شيء بعد
Rabbana
lakal hamdu mil’us samawati wa mil’ul ardhi wa mil’umasyi’ta min syai’in bakdu.
Wahai Tuhan kami, bagi-Mu
segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki.
Kita haturkan kesyukuran
kita kepada Allah yang senantiasa membimbing kita dengan perintah dan
larangan-Nya yang semuanya bertujuan agar manusia mendapatkan keselamatan,
kedamaian, kebahagiaan hidup dan keridloan Allah.
Pada waktu i’tidal tangan
kembali ke posisi semula (ada yang mengartikan tangan menggantung dan ada yang
mengartikan tangan sendekap seperti di kala membaca Fatihah, dan jangan di
ayun-ayunkan, karena gerakan tiga kali membatalkan shalat.
D.
Sujud.
Kita lanjutkan
dengan kepasrahan diri kepada Allah, dengan melakukan sujud sebagai simbul
kepasrahan dan penghormatan yang mendalam disertai takbir intiqol dengan
membaca Allahu Akbar dalam perubahan dari i’tidal ke posisi sujud. Dalam
keadaan sujud memuji Allah dengan membaca :
Subhana
robbiyan a’la wa bihamdih سبحان ربي الأعلى و بحمده
(Maha suci Tuhanku Dzat yang Maha Tinggi dan dengan
demikian kami memujinya)
dibaca
sedikitnya sekali dan sebanyak-banyaknya 11 kali dan yang sedengan 3 kali.
Membacanya adalah sunnah hukumnya tetapi (tuma’ninah) berdiam diri sebentar
yang kiranya cukup untuk membaca tasbih sekali adalah termasuk rukun dari rukun
shalat.
Tiada sosok yang berhak
untuk kita sujudi, untuk memberi hormat yang mendalam dan untuk kita berserah
diri kecuali hanyalah Allah yang ditangan-Nya segala ketentuan-Nya akan
terjadi. Dan tidaklah mau bersujud kepada-Nya kecuali orang-orang yang sombong,
orang-orang yang telah merasa aman dengan kekuatan yang dimilikinya, yang
demikian hanyalah fatamorgana.
Amirul mukminin Imam Ali Bin Abi Thalib
ditanya tentang filsafat sujud. Lalu beliau menjawab:
“Sujud pertama memiliki arti: ‘Wahai tuhan
! kami berasal dari tanah. Dan arti mengangkat kepala dari sujud adalah: ‘Wahai
Tuhan, Engkaulah yang telah mengeluarkan kami dari tanah. Dan arti dari sujud
yang kedua adalah: ‘Wahai Tuhan! untuk kedua kalinya Engkau mengembalikan kami
ke tanah. Dan arti dari mengangkat kepala dari sujud yang kedua adalah: Wahai
Tuhan, Engkau akan mengeluarkan diri kami sekali lagi dari tanah pada hari
kiamat.” Musthafa Khalili,op.cit., hlm. 100.
E.
Duduk diantara dua sujud
Setelah sujud, berubah ke
posisi duduk disertai membaca takbir intiqol (Allahu Akbar). Posisi duduknya
telapak kaki kiri diduduki sedang telapak kaki kanan berdiri dengan
jari-jarinya ke arah kiblat. Kedua tangan diatas ujung paha dengan membaca :
1.
Robbighfirli warhamni رب اغفر لى و ارحمنى
(Tuhan, ampunilah
dosa-dosaku, dan kasihilah aku)
2.
Wajburni warfa’ni و اجبرنى وارفعنى
(Tutuplah
kekuranganku, dan angkatlah derajatku)
3.
Warzuqni wahdini و ارزقنى و اهدنى
(Karuniailah aku rizki dan tunjukkanlah aku)
4.
Wa a-fini wa’fu ‘anni. و عافنى و اعف عنى
(Jagalah kesehatanku
dan maafkanlah kesalahanku)
Doa tersebut ada yang
mengatakan doa kamilah (doa yang lengkap) dibaca perlahan dan sungguh-sungguh
dengan harapan dikabulkan.
Setelah selesai selanjutnya
sujud kembali sebagaimana sujud yang pertama, dalam perubahannya disertai
takbir intiqol. Beikutnya disunnahkan duduk sebentar, dan ketika berdiri
membaca takbir untuk melanjutkan roka’at berikutnya.
A.
Duduk Tahiyat Awal
Duduk tahiyat awal adalah
duduk setelah menyelesaikan dua roka’at pada shalat yang terdiri dari tiga
rokaat atau empat rokaat, sedang untuk shalat yang hanya satu rokaat atau dua
rokaat duduk tahiyat awal tidak diperlukan.
Posisi duduk pada
sebagaimana posisi duduk diantara dua sujud hanya bedanya jemari tangan kanan
memegang ibu jari (mengepal) dan posisi telungkup, dengan bacaan sebagai
berikut :
التحـيّات المبركات الصلوات الطـيّبات لله،
Attahiyya-tul
muba-rokatus sholawatut thoyyibatu lillah
Segala penghormatan,
berkah, rohmat yang agung dan kebaikan adalah milik Allah.
Ini adalah bentuk salam
(ucapan pertama) dari seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam sejarahnya
sebagaimana diucapkan Nabi Muhammad saw ketika menghadap Allah dalam peristiwa
isro’ mi’roj. Hal ini kita warisi dan menjadi syari’atnya shalat. Sebagai
pengakuan seorang hamba akan kepapaannya dihadapan Tuhannya. Dengan demikian
hilanglah dalam hati seorang hamba untuk mengharapkan disegani, dihormati
apalagi gila hormat terhadap orang lain, mengaku dirinya dapat membawa berkah,
mendatangkan rohmat dan mengaku telah berbuat kebaikan, karena pada hakikinya
semua itu adalah milik Allah.
السّــلام علـيك اَيّــها النّـبيّ ورحمةالله وبركاته،
Assalamu ‘alaika ayyuhan
Nabiyyu wa rohmatullohi wa barokatuh.
Semoga keselamatan atasmu
wahai Nabiku serta rohmad dan berkahnya Allah.
Sebuah kewajiban dari
umat Nabi Muhammad saw untuk selalu memberi salam (doa keselamatan)
kepada Nabinya sebagai media penghubung yang tidak pernah putus.
Dan perlu diketahui tiada seseorang yang mustajab doanya selain doa dari Nabi
Muhammad saw. Ketika kita mendoakan Nabi Muhammad saw dengan doa yang disebut
shalawat, kita berkeyakinan pasti beliau mendoakan kita dan itu mustajab
(diterima). Dan sebuah keberuntungan dari umat Nabi Muhammad saw bila memperbanyak
membaca shalawat kepada beliau, maka di akherat nanti berhak mendapat syafa’at
(pertolongan) Beliau dan mendapat kemuliaan hidup di dunia ini. Tentunya
memperbanyak shalawat ini tidak dalam shalat.
السّـلام علينا وعلى عباد الله الصّالحـين،
Assalamu alaina- wa ala
‘ibadillahis solichin
Semoga keselamatan atas
kami, dan atas hamba-hamba Allah yang baik-baik.
Antara umat Islam ada
kewajiban saling mendoakan, selain berdoa untuk diri sendiri. Dengan demkian
tidaklah sikap umat Islam bila menghina atau menyakiti umat Islam yang lain.
Sebagaimana perumpamaan, “Dalam umat Islam bagai satu tubuh, bila sebagian merasa
sakit tentu akan dirasakan oleh tubuh yang lain.
أشــهد أن لا إله إلا الله،
Asyhadu alla ilaha
illalloh
Aku bersaksi bahwasanya
tidak ada tuhan kecuali Allah,
Kesaksian ini
berkosekwensi hanya menuhankan Allah dan menjadikan firman-Nya (Al-Qur’an) sebagai
pedoman hidup, mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, takut akan
murka dan siksa-Nya dan berharap akan ridlo dan surga-Nya.
Ketika mengucapkan “illalloh”
(kecuali Allah) jari telunjuk ditunjukkan ke depan yang sebelumnya memegang ibu
jari. Dengan makna menguatkan arti “tidak ada tuhan kecuali Engkau ya Allah
Dzat Yang Esa”
وأشــهد أنّ محمّــدًا رّســولُ الله،
wa asyhadu anna
Muhammadar rosululloh
dan aku bersaksi
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.
Dan kesaksian ini
mempunyai konsekwensi untuk menjadikan beliau sebagai suritauladan, dan
As-Sunnah/ Al-Hadits (ajaran Beliau) dijadikan sebagai pedoman hidup setelah
Al-Qur’an, dan menolak cara hidup yang bertentangan dengannya.
Berikutnya mengucapkan
sholawat :
اللهمّ صلّ على محمــد
Allahumma sholli ala
Muhammad.
Ya Allah semoga
rahmat yang agung tetap tercurah atas Nabi Muhammad.
Ini adalah
sesingkat-singkatnya (minimal) doa sholawat atas beliau. Dan lebih sopan
(totokromo) bila menambah dengan kata “sayyidina” sehingga menjadi :
اللهمّ صلّ على سـيدنا محمــد
Allahumma sholli ala
sayyidina Muhammad.
Ya Allah semoga
rahmat yang agung tetap tercurah atas junjungan kami Nabi
Muhammad.
Sholawat ini adalah
bacaan terakhir dalam tahiyat awal.
B.
Tahiyat Akhir
Tahiyat akhir adalah
sebuah rukun (komponen ibadah) dalam shalat yang terdapat pada rokaat
terakhir dilakukan sebelum salam (rukun shalat terakhir).
Pendapat Imam Syafi’i dan para pengikutnya.
Mereka mengatakan bahwa duduk yang bukan duduk akhir, dengan cara iftirasy,
sedangkan duduk yang dilakukan pada tahiyat akhir, dengan cara tawarruk. Dan
tidak ada perbedaan antara shalat yang memiliki dua tahiyat ataupun satu
tahiyat. Dan pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Hazm. Pendapat ini salah
satunya didasarkan pada hadits dari Abu Humaid As-Sa’idi.
فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِه
“Dan apabila baginda
duduk pada raka’at kedua (tahiyat awal), maka baginda duduk di atas kaki
kirinya dan menegakkan kaki kanan (duduk iftirasy), dan jika beliau duduk pada
raka’at terakhir, maka beliau mengedepankan kaki kirinya dan menegakkan kaki
kanan, dan duduk di atas tempat duduknya (duduk tawarruk) “. (H.R. Bukhari)
Bacaan tahiyat akhir sama
dengan pada tahiyat awal namun ada tambahan pada bacaan shalawatnya, sehingga
sedikitnya menjadi :
Allahumma sholli ala
sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Ya Allah semoga
rahmat yang agung tetap tercurah atas junjungan kami Nabi Muhammad
dan atas keluarga junjungan kami Nabi Muhammad
Pengertian khusus
keluarga Nabi Muhammad saw meliputi keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga
Ja’far dan keluarga Abbas, yaitu mereka yang diharamkan menerima Zakat.
Sedang pengertian luas
keluarga Nabi Muhammad saw adalah semua umat muhammad saw yang sholeh.
Dan yang paling utama
dalam bersholawat setelah tahiyat adalah dengan shalawat Ibrahimiyah :
اللهمّ صلّ على سـيدنا محمــد و على أل سـيدنا محمــد
Allahumma sholli ‘ala-
sayyidina- Muhammad wa ‘ala- ‘a-li sayyidina- Muhammad,
Ya Allah semoga
rahmat yang agung tetap tercurah atas junjungan kami Nabi Muhammad
dan atas keluarga junjungan kami Nabi Muhammad
كما صلّيت على سيــدنا إبراهــيم و على ال سيــدنا إبراهــيم،
Kama- shollaita ‘ala-
sayyidina- Ibrohima wa ‘ala- ‘a-li sayyidina- ibrohim.
Sebagaimana Engkau telah
memberikan rahmat yang agung kepada Nabi Ibrahim dan atas keluarga Nabi Ibrahim
وبارك على سـيدنا محمــد و على ال سـيدنا محمــد
Wa ba-rik ‘ala-
sayyidina- Muhammad wa ‘ala- ‘a-li sayyidina- Muhammad,
Dan berikanlah berkah
atas junjungan kami Nabi Muhammad dan atas keluarga junjungan kami
Nabi Muhammad
كما باركت على سيــدنا إبراهــيم و على ال سيــدنا إبراهــيم
Kama- ba-rokta
‘ala- sayyidina- Ibrohima wa ‘ala- ‘a-li sayyidina- ibrohim.
Sebagaimana Engkau telah
memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan atas keluarga Nabi Ibrahim
فى العلمين إنّك حميدٌ مجيـدٌ،
Fil ‘a-lami-na innaka
hamidum maji-d.
Di alam semesta ini
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Dalam shalat pada
sholawat Ibrahimiyah terdapat nama dua Nabi yaitu: Nabi Muhammad saw dan Nabi
Ibrahim as. Kedua nabi ini diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an untuk menjadikan
sebagai suri tauladan.
Nabi Ibrahim adalah bapak
para nabi. Nabi Muhammad saw adalah penghulu para Nabi dan rasul. Dalam
shalawat Ibramiyah tersebut tersirat bahwa Nabi Ibrahim as lebih utama dari
Nabi Muhammad saw. Hal ini dapat dipahami bahwa, keberhasilan seseorang adalah
diukur dari keberhasilan dari anak atau cucunya.
Membaca shalawat adalah
salah satu rukun dari rukun-rukunnya shalat, artinya shalat tanpa shalawat,
shalatnya tidak sah. Ini artinya shalawat mempunyai manfaat dan hikmah yang
banyak dalam kehidupan kita diantaranya dengan bershalawat di dalam shalat :
1.
Menjalankan
perintah Allah dan Rasul-Nya
2.
Sebagai tali
penghubung Rasul dengan umatnya
3.
Sebagai curahan
rasa syukur umatnya kepada rasul
4.
Sebagai harapan
mendapat doa Rasul yang mustajab
5.
Sebagai jalan
melampiaskan rasa rindu umatnya
6.
Sebagai cara bisa
bertemu dengan Rasul dalam jaga maupun mimpi.
7.
Untuk mendapat
syafaatnya baik di dunia maupun di akherat nanti.
8.
Untuk memperoleh
ridlo Allah swt.
Untuk meraih semua itu
seyogjanya bukan hanya bershalawat dalam shalat saja, tetapi memperbanyak
bershalawat kapan saja sangat dianjurkan. Allahumma sholli alaih.
C.
Salam
Sebagai rukun penutup
shalat adalah salam. Dan salam ini disebut sebagai tahallulnya shalat,
maksudnya setelah salam sesuatu yang dilarang (diharamkan) di dalam
shalat menjadi halal. Dengan bacaan:
As-sala-mu ‘alaikum wa
rohmatulloh
Semoga keselamatan dan
rohmat Allah tetap atas kalian semua.
Memutar kepala ke arah
kanan dengan salam sekali (rukun) dan memutar kearah kiri dengan membaca salam
(sunnah).
Ini mengandung pengertian
seseorang yang melaksanakan shalat pasti mendoakan kepada orang lain yang ada
disekitasnya agar mendapat keselamatan dan menciptakan kedamaian, bukan
sebaliknya.
D.
Bacaan setelah shalat
Setelah shalat sebaiknya
memohon ampun kepada Allah, kiranya banyak kekurangan dan kesalahan dalam
menjalankan shalat, dengan membaca bacaan berikut, kita berharap akan
ampunan-Nya:
1.
Astaghfirullahal
Adhi-m alladzi la- ila-ha illa- huwal Hayyul Qoyyumu wa atu-bu ilaih (3x)
Aku mohom ampun
pada Allah Yang Maha Agung yang tiada tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi
Maha Berdiri sendri. Dan aku bertaubat kepadanya. (dibaca tiga kali)
Dan kembali
mengukuhkan tauhidnya dengan bacaan:
2.
La- il-ha
illallohu wahdahu la- syari-ka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumi-tu
wa huwa ala- kulli syaiin qodi-r. (3x).
Tiada tuhan
kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan
segala puji, yang menghidupkan dan yang mematikan Dia berkuasa atas segala
sesuatu.
Bermohon
dijauhkan dari siksa neraka:
3.
Allahummaa
ajirna- minan na-r Ya Allah jauhkanlah kami
dari siksa neraka
4.
Allahumma antas salam Ya Allah Engkau
Penyelamat,
wa minkas salam dan dari Engkau
keselamatan,
wa ilaika ya’udus
salam dan kepada
Engkau kembalinya keselamatan
Fahayyina
robbana- bis salam Maka hidupkanlah kami dengan keselamatan
wa adkhilnal-
jannata daros salam masukkanlah ke Surga rumah keselamatan
Tabarokta
robbana- wa ta’alaita Maha Berkah Engkau Wahai
Tuhan kami dan Maha Agung
ya Dzal Jalali
wal Ikro-m Wahai Dzat
pemilik Kemegahan dan Kemuliaan
Ilahana ya rabbana anta maulana :
Subhanallah (33x)
Wahai Tuhan kami,
wahai Dzat yang memelihara kami, Engkaulah Pelindung kami: Maha Suci Allah
Subhanallah wabihamdihi da-iman abadan
: Alhamdulillah (33x)
Maha Suci Allah
dan dengan memuji-Nya kekal selamanya Segala puji milik Allah
Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin ‘ala
kulli halin wa fi- kulli hallin : Allahu Akbar (33x)
Segala puji milik
Allah, yang memelihara semesta alam pada setiap keadaan dan di dalam setiap
keadaan: Allah Maha Besar
Allahu akbar
kabiro- walhamdu lillahi katsiro- wa subhanallohi bukrotaw wa’ashi-la-
La- ila-ha
illallohu wahdahu la- syari-kalah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumi-tu
wa huwa ‘ala kulli syai’in qodi-r
Tiada tuhan
kecuali Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya Kerajaan dan
puji-pujian, yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia yang kuasa atas
segala sesuatu.
Hasbuna Allohu wa
ni’mal waki-l, ni’mal maula- wa ni’man nashi-r.
Allah yang
mencukupkan kami, sebaik-baik Tempat Menyerahkan segala urusan, sebaik-baik
Pelindung dan sebaik-baik Penolong
Wa la- haula- wa
la- quwwata illa- billa-hil ‘aliyyil ‘adhi-m.
Dan tidak ada
daya (untuk berbuat kebaikkan) dan tidak ada kekuatan (untuk meninggalkan
kemaksiatan) kecuali (atas pertolongan) Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung
Afdloludz-dzikri la--- ila-ha illalla-h
drikir yang paling utama adalah membaca
la--- ila-ha illalla-h (40x / 100x / 165x)
(tidak ada tuhan selain Allah)
Kemudian ditutup dengan
doa. . . . . .
PERINGATAN :
Dalam menjalankan shalat,
gunakan segala kemampuan dan dengan sungguh-sungguh, tidak mengada-ada dengan
apa yang diluar kemampuan kita. Karena Allah hanya meminta sebatas kesanggupan
kita sebagaimana QS. Al-Baqoroh: 286 (“Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.) dengan demikian dalam menjalankan
shalat tidak timbul keragu-raguan yang bersumber perasaan “masih kurang baik
atau kurang pas” sehingga mengulang-ulang yang ujung-ujungnya dipermainkan
setan. Karena Allah memberi tempat untuk minta ampun sesudahnya dan mengajarkan
tebusan atas kesalahan dengan membaca La- il-ha illallohu wahdahu la-
syari-ka lah. . . dan menutup kekurangan dengan shalat sunnah rawatib.
RAHASIA SHALAT DARI LISAN NABI MUHAMMAD SAW
Para pembesar Yahudi melakukan pertemuan.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri kalangan pendeta Yahudi, mereka membahas
langkah baru guna menghadapi ajaran Rasulullah Saw. Mereka ingin mempertanyakan
kebenaran agama Islam dan menghalangi cahaya dahsyat yang memancar dari agama
ilahi tersebut. Pertemuan pun digelar dan dihadiri ulama Yahudi yang paling
alim saat itu. Berbagai usulan pun disampaikan dalam pertemuan tersebut. Usulan
terbaik dalam pertemuan itu adalah menguji Rasulullah Saw di depan umum melalui
berbagai pertanyaan pelik. Dengan cara itu, mereka berupaya menjatuhkan sosok
Rasulullah Saw di depan umum.
Berdasarkan usulan tersebut, sekelompok ulama
Yahudi pergi ke masjid dan mohon kepada Rasulullah Saw supaya menjawab
pertanyaan-pertanyaannya di depan umum. Mendengar permohonan mereka, Rasulullah
Saw menyambutnya dengan baik. Rasulullah pun menjawab satu persatu pertanyaan
yang dilontarkan ulama Yahudi. Mereka pun terperangah mendengar jawaban
Rasulullah Saw.
Pertanyaan tentang Shalat dan Jawaban Nabi
Seorang pembesar Yahudi berpikir akan
mengalahkan Rasulullah Saw dengan pernyataan terakhir. Ia bertanya,
"Mengapa Allah Swt mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari semalam?
Mengapa tidak kurang dan tidak lebih dari jumlah tersebut? Rasulullah Saw
dengan wajah sucinya yang menampakkan kerinduan kepada Allah Swt, menjawab,
"Saat waktu Dzuhur tiba, segala sesuatu berada di bawah singgasana (Arsy)
Allah Swt, yang semuanya bertasbih memuji Allah Swt. Untuk itu, Allah Swt
mewajibkan shalat Dzuhur kepadaku dan umatkku, khusus waktu itu." Beliau
bersabda, "Dirikanlah shalat dari tergelincirnya matahari hingga menjelang
gelap malam."
Adapun shalat Ashar bertepatan dengan waktu
saat Nabi Adam as memakan buah yang dilarang oleh Allah Swt. Akibat perbuatan
itu, Nabi Adam as dikeluarkan dari surga. Untuk itu, Allah Swt mewajibkan
shalat Ashar kepada keturunan Adam as dan ummatku. Sholat ini adalah shalat
yang paling dicintai di sisi Allah Swt.
Mengenai shalat Maghrib, Rasulullah Saw
bersabda, Allah Swt menerima taubat Nabi Adam setelah bertahun-tahun, dan
memerintahkannya untuk mengerjakan shalat tiga rakaat. Allah Swt mewajibkan
shalat Maghrib kepada umatku, karena saat itulah doa-doa hamba-Nya akan
dikabulkan. Allah Swt dalam surat Ar Ruum ayat 17 berfirman, "Maka
bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu
berada di waktu subuh."
Setelah itu, Rasulullah berbicara mengenai
shalat Isya dan bersabda, di alam kubur dan hari kiamat diliputi kegelapan yang
menakutkan yang hanya dapat diterangi dengan cahaya shalat Isya. Alllah Swt
berfirman, tidak ada langkah untuk mengerjakan sholat Isya melainkan Allah Swt
menjauhkan tubuh orang yang melakukan sholat tersebut dari api neraka."
Adapun mengenai filsafat shalat Shubuh, para
penyembah matahari melakukan ritual yang diyakini sebagai ibadah, saat matahari
terbit. Untuk itu, Allah Swt memerintahkan mukminin beribadah mengerjakan
sholat Shubuh sebelum orang-orang kafir bersujud menyembah matahari.
Penjelasan tersebut merupakan bagian dari
rahasia shalat lima waktu yang disampaikan Rasulullah Saw di depan pembesar
Yahudi. Mendengar penjelasan Rasulullah Saw, para pembesar Yahudi terkesima dan
bungkam seribu bahasa. Para pembesar dan ulama Yahudi saat itu tidak mempunyai
alasan lain untuk mengingkari ajaran ilahi yang diemban oleh Rasulullah Saw.
Orang-orang Yahudi pun segera meninggalkan masjid, tempat mereka menguji
Rasulullah Saw.
Sains dan Hikmah Shalat
Islam adalah sebuah agama yang ajaran dan
hukum-hukumnya berdasarkan hikmah dan logika. Saat ini, ilmu yang begitu luas
dan maju berhasil mengungkap sejumlah rahasia shalat di balik manfaat
kesehatan, akhlak, dan psikologis. Filosof terkenal asal Perancis, Alexis
Carrel mengatakan, "Manfaat ibadah kepada Allah juga dapat dikaji secara
ilmiah. Sebab, shalat tidak hanya berdampak pada kondisi mental, tapi juga
berpengaruh pada tubuh. Terkadang shalat juga dapat menyembuhkan penyakit di
dalam tubuh. Meski penemuan itu tidak dapat diraba, namun fakta tak dapat
dipungkiri. Kantor Penemuan Kedokteran Lord mencatat lebih dari 200 penyembuhan
atas sejumlah penyakit dari hasil ibadah dan doa."
Kedokteran di zaman sekarang juga membuktikan
bahwa doa dan ibadah dapat mencegah tekanan darah dan menjaga keseimbangannya.
Majalah Readers Digest menulis, "Berdasarkan berbagai riset terbukti bahwa
orang-orang yang melakukan ibadah secara rutin lebih terjaga dari berbagai
penyakit seperti tekanan darah, jantung, dan kanker bagian leher." Shalat
merupakan ibadah terbaik yang membentuk spirit dan jiwa manusia. Selain itu,
shalat merupakan pintu bagi penerangan jiwa dan hubungan luar biasa dengan sumber
wujud.
Tak diragukan lagi, shalat konstruktif
menghasilkan berkah yang tidak ada batas dan kekuatan luar biasa untuk
pendidikan manusia. Selain dampak spritual dan pendidikan, juga terdapat
manfaat-manfaat lainnya bagi manusia. Sebagai contoh, sejumlah dokter baru-baru
ini melakukan riset mengenai dampak dan manfaat shalat dari sisi kesehatan.
Mereka mengatakan, berdiri dan duduk yang dilakukan berulangkali di shalat
memperlancar perputaran darah dalam tubuh manusia. Dikatakan pula, shalat
bermanfaat bagi efektifitas kinerja alat pencerna dalam tubuh.
Meski demikian, kita harus menyadari bahwa
ilmu manusia sangatlah terbatas di banding ilmu Allah Swt yang tidak terbatas.
Untuk itu, seseorang yang tidak mengetahui filsafat dan faedah hukum ilahi,
tidak berarti menemukan alasan untuk meninggalkan ibadah tersebut. Shalat
merupakan ibadah yang dapat menenangkan manusia yang selaras dengan esensi
penciptaannya. Orang-orang yang mengerjakan shalat, berkomunikasi dengan Allah
Swt untuk mencari ridha-Nya. (IRIB/AR/SL)